Jupri, korban pembunuhan AN di Kayu Tanam Selasa 21/1. (Poto: Nanda) |
Paritmalintang – Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin pepatah itu layak disematkan kepada AN, pelaku pembunuhan Jupri warga Anduring, Kecamatan Kayutanam, Kabupaten Padangpariaman di Kayu Tanam Selasa 22/1.
Setelah mendekam di jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini ia harus menerima kenyataan pahit ditinggal oleh ayahnya untuk selama-lamanya.
Sang ayah yang sebelumnya sudah di rawat di rumah sakit akibat menderita penyakit jantung meninggal dunia usai mendapat kabar anaknya menjadi pelaku pembunuhan Rabu pagi 23/1.
“Sebelumnya ayahnya memang sudah dirawat di rumah sakit karena sakit jantung, namun kondisinya langsung drop ketika mendengar anaknya membunuh orang,” ujar salah seorang tetangga AN yang tak mau disebutkan namanya saat melayat ke rumah AN.
AN pun diberi kesempatan oleh Polres Padangpariaman untuk melihat jenazah sang ayah di rumahnya di Kayu Tanam.
Saat berada di rumah duka, AN berjumpa dengan istri dan ketiga orang anaknya yang masih usia balita. Sang istri tampak tidak bisa menyembunyikan kesedihan atas peristiwa yang dialami suaminya.
Sementara sang anak terus menangis mengajak ayahnya pulang ke rumah karena sudah berjanji akan membelikannya tas sekolah. Seketika suasana haru menyelimuti mereka dan para pelayat yang hadir.
Sebelumnya AN (39), ASN Dinas Perhubungan Kabupaten Padangpariaman diduga membunuh Jupri di Pos Ronda Korong Balah Air, Nagari Anduring, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman pada Selasa (22/1).
Sebelum kejadian korban sempat cekcok dengan adik pelaku, Bripka NN yang saat itu sedang bertugas mengatur arus lalulintas di jalan lokasi pengerjaan jembatan darurat Batang Kalu.
Usai dilerai petugas dan warga, korban pergi ke menuju Pos Ronda Lubuak Pauh di Korong Balah Air Nagari Anduriang. Tidak berselang lama, korban yang saat itu tengah duduk Pos Ronda bersama 4 orang warga, didatangi pelaku bersama salah seorang saudara pelaku yakni RPN dan langsung menusuk korban dengan celurit. (Fadhil)
Komentar