Daerah

Mahasiswa Demo Kapolda Sumbar Tuntaskan Kasus Tambang Ilegal di Solsel

Padang – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Komunikasi Muda Masyarakat Sumatra Barat (KMM-Sumbar) menggelar aksi demo di depan Markas Komando Kepolisian Daerah (Mako Polda) Sumatra Barat, pada Jumat sore (29/11).

Aksi ini dipicu oleh tuntutan agar Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, segera menuntaskan kasus tambang ilegal di Solok Selatan yang telah menewaskan Kasatreskrim Polres Solok Selatan, Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar.

Massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah kampus dan gabungan organisasi Cipayung Plus memulai aksinya dengan memasang spanduk besar di depan pagar Mako Polda. Spanduk tersebut bertuliskan “Aparat Kok Main Tambang? Main Tembak!” sebagai bentuk protes terhadap dugaan keterlibatan oknum aparat dalam bisnis tambang ilegal yang meresahkan.

Selain memasang spanduk, massa aksi juga membakar ban bekas dan berorasi secara bergantian. Dalam orasinya, mereka menuntut agar Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, dapat mengusut tuntas masalah tambang ilegal di Solok Selatan yang diduga melibatkan oknum aparat dan yang telah menyebabkan tewasnya Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar.

“Kami ingin hal ini diusut tuntas. Kami melihat kasus ini terjadi karena kelalaian atau bahkan permainan dari oknum Polda sendiri. Bisa jadi mereka menikmati hasil dari tambang ilegal tersebut. Oleh karena itu, kami berdasarkan instruksi Kapolri, Bapak Listyo Sigit, yang dengan jelas mengatakan bahwa jika ekor masalah ini bermasalah, maka kepalanya pun harus dipotong,” tegas Taufiqul Hakim, Koordinator Aksi dari Komite Komunikasi Muda Masyarakat Sumbar.

Massa aksi juga menyampaikan ultimatum meminta agar jika Kapolda Sumbar tidak mampu membersihkan tambang-tambang ilegal di Solok Selatan dan menangani para pelaku serta pembekingnya, maka mereka akan mendesak Kapolri untuk mencopot Irjen Pol Suharyono dari jabatannya sebagai Kapolda Sumbar.

Kasus tambang ilegal di Solok Selatan menjadi perhatian publik setelah tewasnya Kompol Ryanto Ulil Anshar, yang diduga terlibat dalam pengungkapan sindikat tambang ilegal tersebut. Kematian Ryanto, yang diduga merupakan aksi balas dendam dari kelompok yang terlibat dalam bisnis tambang ilegal semakin memicu keresahan masyarakat. Massa aksi berharap aparat kepolisian dapat menuntaskan kasus ini secara transparan dan adil.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Sumbar belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan para mahasiswa tersebut. Aksi mahasiswa ini menjadi sorotan penting di tengah isu pemberantasan tambang ilegal yang kerap melibatkan oknum aparat di sejumlah wilayah di Indonesia.(***)