Lintassumbar.co.id – Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
Seperti Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman yang menggelar tradisi bungo lado atau pohon uang dalam merayakan Maulid Nabi.
Rarusan warga Nagari Parit Malintang berkumpul di Masjid Raya Parit Malintang sambil membawa bungo lado atau pohon uang. Mulai dari pecahan uang kertas lima ribu rupiah hingga seratus ribu rupiah melekat di sebuah ranting.
Samsuardi, Ketua Panitia Maulid Nabi Parit Malintang mengatakan, tradisi bungo lado merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama. Tradisi ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT dengan bersedekah.
“Supaya semarak gitu ya karena itu sudah tradisi dari dahulu, mungkin di Padangpariaman yang paling meriah, yang paling terbesar itu adalah di Parit Malintang. Karena kita setiap tahun ini dari bungo lado ini penghasilan kita ada sekitar lebih dari seratus juta untuk mesjid tiap tahun, tahun yang lalu seratus sebelas juta, mudah-mudahan sekarang sama,” ungkap Samsuardi, Rabu (20/10/21).
Bungo lado atau pohon uang yang telah dikumpulkan oleh para pemuda di setiap korong kemudian diarak menuju Masjid Raya Parit Malintang. Kemudian setelah itu barulah pohon uang diturunkan dan dihitung jumlahnya.
“Tujuan kita adalah bagaimana masyarakat kita bersatu, meningkatkan kebersamaan, kekompakan, ikut berpartisipasi dalam pembangunan keagamaan nagari kita,” jelasnya.
Dana hasil dari bungo lado atau pohon uang yang telah terkumpul kemudian digunakan untuk biaya pembangunan masjid serta kegiatan keagamaan lainnya.(Jamal)