Lintassumbar.id – Sekretaris DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Padang Muharlion membantah jika kemunculan gambar Mahyeldi Ansharullah, di sampul Lembar Kerja Siswa (LKS) mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas VIII atas perintah partai dan Mahyeldi sendiri.
Jadi jika sampul LKS bergambar walikota Padang itu dianggap bermuatan politis, Muharlion mengatakan bahwa itu merupakan tuduhan yang tidak berdasar karena tidak ada kepentingan partai maupun Mahyeldi di dalamnya.
“Mahyeldi kan belum jadi calon gubernur kan, beliau masih walikota aktif. Beliau sendiri juga tidak tau, kita di partai juga nggak tau,” ungkap Muharlion saat dihubungi melalui sambungan telepon Rabu, (15/7).
Muharlion meminta permasalahan sampul LKS bergambar Mahyeldi tidak dikaitkan dengan unsur politik. Ia berpendapat keberadaan gambar kepala daerah di sebuah buku merupakan hal yang biasa.
“Gak ada masalah, biasa saja kepala daerah memakai foto. Dan di situ tidak ada unsur kampanyenya, dimana letak unsur kampanye. Tidak disebutkan calon gubernur di situ,” jelas Muharlion.
Untuk itu Muharlion meminta, LKS mata pelajaran Bahasa Inggris yang sudah dibagikan kepada siswa tidak perlu ditarik dan diganti dengan sampul yang baru.
Namun jika Dinas Pendidikan meminta penerbit untuk mengganti sampul depan LKS, itu sepenuhnya hak dari Pemko dan tentunya PKS tidak akan mempermasalahkannya.
“Anak SMP kan tidak memilih juga, kalau pun ada kan tidak perlu juga ditarik. Kalau mau ditarik pun tidak apa-apa, karena tidak ada juga kepentingan PKS dan kepentingan pak Mahyeldi di situ,” kata Muharlion.
Muharlion menyebutkan, PKS sangat mengerti dengan aturan terkait dengan pemilihan kepala daerah dan sangat menginginkan Pilkada Sumbar yang akan dihelat pada 9 Desember berjalan dengan adil.
“Kita tau kok aturan tentang masalah ini, bahwa kita ingin Pilkada ini fair play, kalau memang kita mau bertarung yuk kita nyalakan lampu kita. Kita bersama-sama bangun, kita besarkan calon kita,” tutup Miharlion.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, beredar LKS SMP dengan sampul wajah Mahyeldi. Hal ini menui kecaman dadi berbagai pihak karena dianggap janggal dan modus kampanye. (Jamal)
Komentar