Daerah

Kasus Covid-19 Kembali Melonjak di Sumbar, Pakar Salahkan Kemudahan Akses Keluar Masuk Sumbar

Lintassumbar.id – Kasus positif virus corona disease (Covid-19) di Sumatera Barat Rabu, (29/7) mengalami lonjakan terkonfirmasi positif sebanyak 17 orang sehingga total kasus positif covid-19 di Sumbar kini sebanyak 891 orang.

Juru bicara gugus tugas penanganan covid-19 Sumbar Jasman Rizal menyebutkan mayoritas kasus positif covid-19 hari ini merupakan kasus impor dengan rincian 15 orang dari Kota Padang, dan masing-masing 1 kasus dari Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Solok.

“Berdasarkan hasil tracking dan tracing, hampir semua yang terpapar adalah imported case. Yang local transmission hampir tidak ada,” ungkap Jasman.

Pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Defriman Djafri Ph.D mengatakan peningkatan kasus covid-19 yang kembali terjadi di Sumatera Barat disebabkan oleh tingginya mobilitas orang masuk dan keluar Sumbar. Sehingga kasus positif covid-19 yang terus tumbuh tidak lagi didominasi oleh kasus lokal namun berasal dari kasus impor atau dari orang dari luar yang masuk ke Sumbar.

“Potensi kasus impor tetap nyata kita hadapi. Karena mobilitas orang terus bergerak. Apalagi kran ini akan dibuka lebih besar lagi,” ujar Defriman , Rabu (29/7).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand ini juga melihat kurangnya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Hal itulah yang membuat setiap hari di Sumbar masih terus ditemukan masyarakat yang dinyatakan positif covid-19.

Selain itu menurut Defriman, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang menjadi salah satu pintu masuk import case menurut Defriman sudah tidak lagi mewajibkan setiap penumpang yang datang menjalani tes swab PCR. Penumpang dapat masuk hanya dengan membawa berkas bukti rapid tes dengan hasil non reaktif dan mengisi kartu kesehatan atau e Hac. Pendeteksian orang yang terpapar corona masuk ke Sumbar sudah tidak akurat.

Kondisi lebih parah terjadi di pintu masuk jalur darat yang sudah tidak lagi mengharuskan syarat penumpang keluar masuk harus memiliki bukti rapid tes. Sehingga arus masuk keluar Sumbar di jalur darat sudah normal seperti sebelum ada virus corona.

Defriman menilai kecepatan Pemprov Sumbar dalam mendeteksi, kesiapan sistem kesehatan dan resiko penularan bagi individu yang rentan saat ini menjadi pertaruhan pemerintah.

Menurut Defriman, pemerintah telah mengambil resiko ketika sudah melonggarkan arus keluar masuk di masa new normal. Bila terjadi outbreak covid-19 di Sumbar Defriman menyarankan pemerintah bertanggung jawab.

“Fighting itu tidak hanya di lapangan, tetapi juga di ranah individu. Bagaimana individu kita masing-masing bisa melindungi diri. Ketika new habit itu belum terbentuk atau enggan menerapkan, di sini risiko itu ada dan nyata ke depan,” kata Defriman.

Pertarungan melawan covid-19 saat ini kata Defriman tidak hanya di lapangan, tapi juga melibatkan setiap individu. Warga dituntut untuk melindungi diri masing-masing diantaranya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan virua corona di manapun berada. (Jamal)