Oleh: Dr. Genius Umar, S.Sos, MSi (Walikota Pariaman)
Beberapa waktu lalu saya menghadiri acara pengukuhan Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) se Bandung Raya di Gedung GOR Pajajaran Bandung. PKDP adalah organisasi para perantau pariaman di perantauan. Pariaman yang dimaksud adalah wilayah Pariaman secara etnografis yaitu wilayah Kabupaten Padang pariaman, wilayah Kota Pariaman, wilayah Kota Padang yang dahulunya merupakan wilayah Padang pariaman, dan wilayah Tiku. Wilayah wilayah tersebut di perantauan membentuk wadah paguyuban perantau yang dikenal dengan nama PKDP.
Organisasi perantau asal Pariaman ini telah lama berdiri bahkan sebelum kemerdekaan awal abad ke XX dan awal setelah kemerdekaan. Karena budaya orang Pariaman yang suka merantau pada masa dahulu ke Lampung, Medan, Aceh, Palembang, Batavia, dan Bandung. Warga Pariaman ini membentuk organisasi perantau yang namanya berbeda beda di setiap daerah. Barulah ketika almarhum pak Anas Malik menjadi Bupati Padang Pariaman (1980-1990) meminta warga Pariaman di perantauan untuk bersatu membantu membangun Padangpariaman. Sehingga 1984 secara resmi berbagai organisasi pariaman di perantauan bernaung dalam wadah PKDP.
Pada masa itu organisasi perantau ini memberikan andil yang besar dalam menyumbangkan pemikiran, tenaga dan jaringan untuk membangun kampung halaman. Kita tahu bahwa APBD Padang pariaman ketika itu sangat kecil, maka dengan semangat gotong royong antara perantau dan ranah kampung halaman pariaman dapat dibangun dengan baik.
Alasan pembentukan organisasi ini adalah ajang silaturahmi antar sesama warga pariaman di rantau dan juga menjadi wadah jembatan antara perantau dengan daerah asal. Orang Pariaman pergi merantau karena alasan ekonomi sehingga kebanyakan dari orang pariaman ini berprofesi sebagai saudagar. Wadah PKDP ini sangat membantu mereka untuk memecahkan berbagai persoalan di perantauan termasuk bagaimana memulai usaha baru, permodalan, dan juga termasuk tempat toko atau lapak untuk dagang. Ada orang Pariaman yang sukses bisnisnya dan ada juga yang belum berhasil, yang berhasil membina yang belum berhasil sehingga akan sama sukses. Kalau sukses supaya memberikan kontribusi untuk membangun kampung halaman. Solusi dapat ditemukan kalau selalu dalam kebersamaan.
Suasana acara pelantikan pengurus PKDP ini betul betul meriah, sekitar 5 ribuan perantau pariaman memenuhi GOR Padjadjaran ini. Mereka sangat kompak dan menunjukan antusias yang mendalam untuk menunggu kedatangan kami sebagai yang mewakili kampung halaman. Menunjukan kerinduan terhadap berita kemajuan pariaman sekarang.
Dalam kesempatan tersebut saya menyampaikan beberapa pesan, yakni:
PKDP sebagai media sharing idea dan cerita keberhasilan (success story) Organisasi perantau adalah wadah bagi para perantau pariaman untuk saling sharing pengalaman dan silaturahmi. Berbagai persoalan akan dapat diselesaikan apabila organisasi PKDP ini efektif untuk mengayomi warga Pariaman di perantauan. Banyak perantau pariaman yang sukses di perantauan, seperti saudagar emas, kain dan pakaian, pengusaha perhotelan dan lain lain. Cerita keberhasilan sebagian besar perantau pariaman dapat menjadi motivasi bagi generasi muda pariaman di kampung halaman. Karena itu kami mengimbau kepada warga pariaman di rantau untuk menjenguk kamanakan di kampung untuk memberikan motivasi. Nasehat dari warga pariaman yang berhasil (best practice) selama ini dinilai cukup efektif untuk membangkitkan semangat etos kerja generasi muda.
2. Organisasi perantau sebagai modal sosial dan modal politik serta modal ekonomi (social, political, economy capital)
Jumlah perantau Pariaman yang banyak di Jawa Barat dapat menjadi modal sosial untuk membangun jaringan sosial untuk mengembangkan masyarakat Pariaman di rantau dan di ranah. Secara politik dengan jumlah yang cukup banyak ini telah dapat membuktikan beberapa anggota DPRD jawa barat dan DPR RI dapil jawa barat berasal dari Pariaman. Dengan kompaknya warga Pariaman di Jawa Barat ini bukan mustahil posisi posisi jabatan politik lainnya akan dapat diraih untuk menyuarakan aspirasi orang pariaman di rantau. Hal ini akan menaikan bargaining position atau motivasi orang pariaman di parantauan untuk selalu bekerja keras.
3. Kalau mau liburan ya pulang kampung. Saya menyampaikan juga bahwa kota dalam beberapa tahun ini telah berbenah menjadi daerah tujuan wisata.
Berbagai destinasi wisata telah dibangun seperti kawasan wisata pulau angso, kawasan wisata pulau tangah, pulau kasiak, pantai gandoriah, monumen angkatan laut, pantai cermin, pantai taman anas malik, pusat penangkaran penyu, hutan mangrove, pantai muara sunur, taman waterfront city, wisata bawah laut snorkling, diving dan fishing, serta beberapa desa wisata yang sedang tumbuh.
Semua destinasi wisata tersebut telah menjadi magnet wisatawan untuk datang ke Pariaman.
Disamping beberapa aset budaya Pariaman yang telah dan sedang dikembangkan menjadi event wisata yakni festival budaya tabuik, kesenian gandang tasa, tari indang, randai, kesenian gamaik, rabab galuak, silat tradisional dan berbagai budaya lainnya telah menambah warna warni pesona wisata budaya pariaman. Kemudian faktor alam yang mendukung juga telah dan sedang dikembangan olah raga yang mendukung pariwisata atau dalam istilah sport tourism. Seperti pariaman international triathlon, tour de singkarak, pariaman 5 K dan 10 K, kejuaraan nasional sepatu roda, kejuaraan bola volly pantai, kejuaraan futsal pantai, pertandingan tinju pantai, dan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut saya juga menyampaikan himbauan kepada perantau untuk berinvestasi di sektor pariwisata di kampung halaman.
Komentar