Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra. |
Padang – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menanggapi santai terkait adanya perbedaan pilihan dari kader PBB terkait dukungan terhadap calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Berbagai spekulasi soal pilihan politik Yusril terus menggelinding. Baik di internal maupun simpatisan yang selama ini mengganggap Yusril adalah pendukung capres Prabowo-Sandiaga Uno.
Namun faktanya, pakar hukum tatanegara itu sudah menyandang status sebagai tim hukum (lawyer) pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin sejak satu bulan belakangan.
Sampai saat ini, Yusril mengaku tidak merisaukan ocehan berbagai pihak tentang keputusannya menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf. Katanya, keputusan menjadi tim petahana, sedikit banyaknya berdampak terhadap partai yang dipimpinnya.
“Imbasnya pada PBB juga. Ya, suatu kenyataan politik tidak bisa kami ingkari. Prinsipnya, dengan siapapun, PBB itu bersahabat. Kami bisa berkawan dan bersahabat dengan siapapun. Kami tidak ada lawan dan musuh. Semua adalah teman,” kata Yusril saat menghadiri silaturahmi dengan pengurus dan caleg PBB Sumatera Barat (Sumbar) di Padang, Senin (10/12/2018).
Yusril juga menjelaskan soal adanya keinginan kader yang memintanya membawa PBB untuk mendukung Prabowo. Namun, aspirasi kader di daerah seluruh Indonesia seimbang antara yang meminta PBB ke Jokowi dan ke Prabowo.
Dengan realita demikian, dirinya mengaku telah memberikan pengertian kepada pengurus PBB di daerah. “Saya menghormati otonomi daerah. Sumbar misalnya, di Pilkada kemarin, saya tidak ikut campur siapa yang dicalonkan di kabupaten/kota. Siapa yang menjadi cagub, itu urusan daerah. Mereka sodorkan, saya tanda tangan. Karena yang lebih tau tentu orang di daerah,” katanya.
Dengan begitu, Yusril juga meminta, agar pengurus dan kader PBB di daerah tidak terlalu mengintervensi keputusan DPP lebih jauh. Apalagi, kata Yusril, informasi yang didapatkan kader di daerah tidak sebanyak apa yang ia dapatkan.
“Andai kata informasi yang anda (kader daerah) punya sama dengan saya, mungkin sikap anda sama dengan saya. Anda tahu cuman sedikit-sedikit baca koran, medsos, dengar tv itu saja kan. Jadi kita saling memaklumi dan mendewasakan diri,” katanya.
Apalagi, lanjut Yusril, sampai mengancam dirinya. Dimana, jika Yusril tidak memenuhi permintaan kader untuk mendukung Prabowo atau pak Jokowi, kader menyatakan mundur dan mengadakan Musdalup untuk menurunkannya.
Kendati demikian, sampai saat ini, PBB masih membebaskan kader partai di semua daerah untuk menentukan pilihan, sebelum PBB mengambil sikap dan keputusan pada Januari 2019 mendatang.
“Kalau ada anggota-anggota PBB mendukung Jokowi atau Prabowo, silakan. Tapi jangan membawa lembaga partai. Jangan bawa bendera partai. Pakai baju PBB secara pribadi, PBB tidak melarang, karena partai ini demokratis,” bebernya. (AS)
Komentar