Categories: Ragam

Ali Mukhni: Golden Momentum dan “Diplomasi Rendang”

Oleh: Oyong Liza Piliang*

Bagian paling manis jika tak lekas dikonsumsi di waktu paling tepat akan segera masam. Kesempatan tak selalu berulang datangnya. Di saat ada kesempatan, ambil! Golden momentum takkan datang dua kali.

Jika Shadiq Pasadique, mantan Bupati Tanah Datar mengambil kesempatan maju di Pilgub Sumbar 2015, mungkin saja ia sekarang menjabat setidaknya wakil gubernur. Kala itu popularitas dan elektabilitasnya berada di urutan tiga besar. Golden momentum Shadiq di 2015 itu sekarang mengarah ke Ali Mukhni!

Sejak terpilih kembali menjabat Bupati Padangpariaman periode kedua pada 2015, nama Ali Mukhni kian moncer di kancah politik Sumatera Barat.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Padangpariaman yang ia pimpin merupakan kabupaten penyangga ibu kota provinsi. Dengan luasnya terkesediaan lahan, proyek skala nasional mengarah ke Padangpariaman. Mulai dari pembangunan jalan tol Padangpariaman-Pekanbaru yang baru saja diresmikan, hingga proyeksi kawasan mandiri Tarok City yang fenomenal itu. Ali Mukhni sukses melobi kampus kampus besar untuk membangun kampus mereka di kawasan tersebut, diantaranya Univeristas Negeri Padang, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Politeknik Negeri Padang, Institut Seni Indonesia dan Lembaga Administrasi Negara. Bayangkan apa jadinya nanti kawasan tersebut jika semua kampus tersebut sudah berdiri.

Tdak hanya itu, di kawasan Tarok City itu juga akan dibangun rumah sakit vertikal Sumbar, guna menggantikan peran rumah sakit M Djamil Padang. Belum lagi pembangunan sekolah pelayaran di Ulakan Tapakis, main stadion utama Sumbar di Sikabu dan Asrama Haji Embarkasi di Sungai Buluh, Batang Anai.

Ali Mukhni memang piawai membangun jaringan hingga ke tingkat pusat dan juga jago lobi, tidak hanya di tataran elit, namun juga kepada masyarakat bawah.

Satu hal unik yang sering dilakukan Ali Mukhni ketika pejabat dari pusat berkunjung ke Padangpariaman adalah memberi oleh-oleh masakan rendang kepada tamunya tersebut saat hendak pulang ke Jakarta.

Jika Presiden Jokowi dikenal dengan “diplomasi meja makan” nya, maka Ali Mukhni punya “diplomasi rendang”. Hal yang mungkin oleh sebagian orang dianggap sepele namun terbukti efektif mampu membuat pejabat tersebut merasa terkesan. Akibatnya sudah bisa ditebak bantuan dari pusat mengalir deras karena hubungan baik sudah terjalin.

Untuk ukuran kepala daerah tingkat dua, tidak berlebihan jika prestasi Ali Mukhni jelas paling mentereng dibandingkan kepala daerah lainnya di Sumbar.

Padangpariaman otomatis menjadi sorotan utama media arus utama seiring dengan melambungnya nama Ali Mukhni selaku kepala daerah. Jika saja ia bisa mempertahankan kinerja hingga sisa masa jabatan bupati di 2020 tanpa cela, maka Ali Mukhni akan bersaing ketat dengan wagub Sumbar Nasrul Abit menuju BA 1.

Peluang menuju BA 1 oleh Ali Mukhni kasat mata telah terlihat oleh publik dengan langkah politik Ali Mukhni. Partai Amanat Nasional Sumbar ia komandani. Partai bertiras nasionalis yang didirikan oleh tokoh reformasi Amin Rais itu, merupakan partai besar di Sumbar yang mayoritas kaum Muhammadiyah. Langkah tersebut dinilai oleh beberapa pihak cukup strategis mengingat PAN di Sumbar perolehan kursinya cenderung stabil dengan basis pendukung yang jelas.

Di kancah politik Sumbar nama Ali Mukhni mulai disejajarkan dengan nama Nasrul Abit, Mahyeldi dan Shadiq Pasadique. Nama nama tersebut saat ini idiomnya calon terkuat di Pilgub Sumbar nanti.

Sekali lagi Ali Mukhni sukses menggantikan posisi seniornya almarhum Muslim Kasim. Politisi Piaman paling diperhitungkan di Sumbar.

*Praktisi media